Dosen Unissula Terima Hak Paten

Berita, Kampus3099 Views

Rektor Unissula Semarang Prof Dr Gunarto SH MH menyerahkan lima hak paten kepada para inventor, Senin (13/11/2023). Kelima sertifikat paten tersebut adalah Detergen cair antinajis mughalazah oleh Dwi Endah Kusumawati SSi MSi. Kedua, Komposisi kandungan herbal untuk meningkatkan produktivitas penangkaran pada burung perkutut (Geopelia striata) oleh Sarwono, Abdurrohim SPsi MSi, Prof Dr Heru Sulistyo SE MSi, Dr Asyhari SE MM, Dr Siti Thomas Zulaikhah SKM MKes.

Ketiga Komposisi pupuk organik padat untuk mengembalikan kesuburan pada tanah oleh Paimin, Supriyadi, Dr H Asyhari SE MM, Prof Dr Heru Sulistyo SE MSi, Abdurrohim SPsi MSi. Keempat Proses isolasi senyawa stigmasterol, sitosterol, dan 1-Heksanol dari buah parijito (Medinilla speciosa Blume) oleh Dr Rina Wijayanti MSc, dan kelima Formula sediaan dengan kandungan serbuk jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai suplemen Vitamin D oleh Dr Atina Hussaana MSi Apt.

“Unissula telah melakukan lompatan prestasi yang sangat membanggakan di bawah kepemimpinan Prof Dr Gunarto SH MH. Salah satunya dari sisi perangkingan perguruan tinggi nasional maupun internasional,” ungkap Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unissula Dr Henny Pratiwi Adi ST MT dalam workshop penulisan artikel internasional percepatan jabatan fungsional lektor kepala dan guru besar Unissula.

“Untuk yang nasional ada satu perangkingan yang berbasis data Sinta. Dimana dari 3.207 PTS dan PTN dibagi menjadi lima kluster. Dan Unissula berada di kluster utama bersama 160 PTN dan PTS. Dan tahun 2023 Unissula menjadi perguruan tinggi kluster utama yang mendapatkan dana penelitian terbanyak di Indonesia, yaitu 2,9 M. Pada tahun 2022 Unissula memiliki hak paten 20 dan 12 hak paten sederhana. Dan 2023 ketambahan lima hak paten tersebut,” ungkapnya.

Prof Dr Gunarto SH MH mengungkap keseriusannya dalam mencetak 100 guru besar. “Target saya di tahun 2027 itu 100 guru besar. Dan saya belum dua tahun ini sudah 54 guru besar. Hilangkan persepsi anda bahwa guru besar itu sulit, karena kita sudah menjadi doktor yang mempunyai penelitian dalam bentuk disertasi, yang sudah memiliki penelitian kelas internasional,” ungkapnya.

Pihaknya melanjutkan, “Mental guru besar itu daya saingnya internasional. Maka yang pertama adalah punya mental guru besar dulu. Karena guru besar itu berproses ya, dari asisten ahli ke lektor, ke lektor kepala, baru ke guru besar. Itu yang harus dilalui. Tiada hari tanpa pengajuan,” jelasnya.

Acara dilanjutkan dengan pendampingan penulisan artikel internasional. Hadir sebagai pembicara Prof Dr Rully Charitas Indra Prahmana SSi MPd UAD Yogyakarta dan Prof Dr Mutamimah SE MSi dari Unissula.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *