Nikmat Umat Nabi Muhammad di Bulan Ramadhan

Berita, Kampus2559 Views

Eduglobal.id Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Banyak anugerah yang Allah berikan pada umat Nabi Muhammad pada bulan penuh pengampunan tersebut.

Allah mengistimewakan umat Nabi Muhammad dengan nikmat-nikmat yang agung dan pemberian yang mulia. Bahkan, sebagian anugerah Allah berikan secara khusus hanya kepada umat ini, yang tidak kepada umat-umat sebelumnya.

Setidaknya ada lima anugerah Allah yang diberikan pada umat Nabi Muhammad saw, yang merupakan umat akhir zaman.

Dalam hadits riwayat al-Baihaqi Rasulullah saw bersabda:
أُعْطِيَتْ أُمَّتِيْ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ نَبِيٌ قَبْلِي: أَمَّا وَاحِدَةٌ، فَإِنَّهُ اِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَيْهِمْ، وَمَنْ نَظَرَ اللهُ إِلَيْهِ لَمْ يُعَذِّبْهُ أَبَدًا. وَأَمَّا الثَّانِيَةُ: فَإِنَّ خُلُوْفَ أَفْوَاهِهِمْ حِيْنَ يَمْسُوْنَ أَطْيَبُ عِنْدَ اللهِ مِنْ رِيْحِ الْمِسْكِ. وَأَمَّا الثَّالِثَةُ: فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَسْتَغْفِرُ لَهُمْ فِي كُلِّ يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ. وَأَمَّا الرَّابِعَةُ: فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَأْمُرُ جَنَّتَهُ فَيَقُوْلُ لَهَا اِسْتَعِدِّيْ وَتَزَيِّنِي لِعِبَادِيْ أَوْشَكَ أَنْ يَسْتَرِحُوْا مِنْ تَعْبِ الدُّنْيَا إِلَى دَارِيْ وَكَرَامَتِي. وَأَمَّا الخَامِسَةُ: فَإِذَا كاَنَ آخِرُ لَيْلَةٍ غَفَرَ اللهُ لَهُمْ جَمِيْعًا. فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْقَوْمِ: هِيَ لَيْلَةُ الْقَدْرِ يَا رَسُوْلَ الله؟ قَالَ: لَا، أَلَمْ تَرَ إِلَى الْعُمَّالِ إِذَا فَرَغُوْا مِنْ أَعْمَالِهِمْ وَفُّوُا أُجُوْرَهُمْ.
Artinya: Telah diberikan kepada umatku di bulan Ramadhan, lima pemberian yang belum pernah diberikan kepada nabi sebelumku yaitu: Pertama, pada awal bulan Ramadhan, Allah swt melihat umatku. Siapa yang dilihat oleh Allah, maka dia tidak akan disiksa untuk selama-lamanya.

Kedua, bau mulut orang yang berpuasa, di sisi Allah lebih baik dari bau minyak misik (kasturi). Ketiga, para Malaikat memohon ampunan untuk umatku siang dan malam. Keempat, Allah swt memerintahkan (penjaga) surga-Nya, Allah berkata kepadanya: Bersiap-siaplah dan berhiaslah kamu untuk hamba-hamba-Ku, mereka akan beristirahat dari kesulitan hidup di dunia menuju tempat-Ku dan kemuliaan-Ku.
Kelima, pada akhir malam bulan Ramadhan Allah mengampuni dosa-dosa mereka semuanya. Seorang Sahabat bertanya: Apakah itu lailatul qadr wahai Rasulullah? Nabi menjawab: Tidak, tidakkah kamu mengetahui bahwa para pekerja, apabila mereka selesai dari pekerjaannya, niscaya akan dibayar upahnya.

Syekh Abil Fadl al-Ghumari menjelaskan lebih lanjut dalam kitab Ghayatul Ihsan fi Fadli Syahri Ramadhan terkait hadits di atas.

Pertama,pengertian pada pemberian (anugerah) pertama adalah, Allah melihat umat Nabi Muhammad dengan pandangan penuh perhatian dan rahmat, sehingga orang yang dilihat oleh Allah dengan pandangan tersebut tidak akan disiksa selamanya karena kasih sayang Allah.

Kedua, pengertian mulut orang berpuasa lebih baik dari bau minyak misik ialah dengan puasa, Allah akan memberikan pahala, sehingga dengan pahala tersebut bau orang berpuasa akan melebihi harumnya minyak misik. Atau bisa juga diartikan bahwa orang berpuasa akan mendapatkan pahala melebihi orang yang menggunakan minyak misik.

Atas dasar penjelasan itu, Imam asy-Syafi’i menghukumi makruh melakukan siwak setelah tergelincirnya matahari (zuhur), karena siwak bisa menghilangkan bau mulut orang berpuasa, sementara bau mulut orang puasa lebih baik dari minyak misik.

Ketiga, pengertian para malaikat memohon ampunan ialah sebagaimana ganti atas kekeliruan malaikat. Kekeliruan itu disebabkan sanggahan malaikat kepada Allah ketika hendak menciptakan manusia.

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ

Artinya: Mereka (malaikat) berkata, apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu? (QS Al-Baqarah: 30).

Dengan kejadian tersebut, Allah memerintahkan para malaikat untuk memohon ampunan untuk menutupi kekeliruan tersebut. Namun, yang terpenting adalah bahwa para malaikat memohon ampunan untuk Nabi Muhammad merupakan sebuah kenikmatan luar bisa yang tidak Allah berikan pada selain umat Nabi Muhammad.

Keempat, yang dimaksud pemberian Allah ialah, surga sudah mempersiapkan dirinya dengan penuh kenyamanan dan kenikmatan selama bulan puasa untuk orang-orang yang berpuasa.

Kelima, sedangkan yang dimaksud Allah mengampuni dosa umat Islam pada malam akhir Ramadhan ialah Allah akan mengampuni dosa umat Nabi Muhammad ketika selesai melakukannya pada akhir bulan Ramadhan, dan sama-sama melakukan takbir kepada Allah atas nikmat yang Allah berikan nerupa nikmat bisa melakukan puasa dan ibadah lainnya.

Dalam sebuah keterangan juga disebutkan bahwa pada malam tersebut dikenal dengan istilah malam kebolehan (lailatul jaizah), karena keesokan harinya, Allah memberikan kebebasan perihal makanan untuk umat Nabi Muhammad, serta Allah berikan ampunan dan ridha-Nya kepada umat Nabi Muhammad.

Pada akhir penjelasan dalam kitab Ghayatul Ihsan fi Fadli Syahri Ramadhan, menurut Syekh Abil Fadl al-Ghumari pemberian Allah swt kepada umat Nabi Muhammad secara khusus tidak hanya 5 hal di atas. Masih banyak karunia Allah selain yang telah disebutkan, juga hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad.

Di antaranya adalah pertama, menyelamatkan manusia dari neraka setiap buka puasa. Pemberian ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits.

Rasulullah bersabda:

لِلّٰهِ عِنْدَ كُلِّ فِطْرٍ عِتْقَاءُ

Artinya: Bagi Allah dalam setiap buka puasa terdapat penyelamatan (dari api neraka) (HR al-Baihaqi).

Hanya saja, ada syarat yang harus dipenuhi bagi orang puasa agar bisa mendapatkan jaminan kebebasan dari api neraka ketika buka puasa, yaitu tidak boleh buka puasa dengan sesuatu yang haram, karena orang yang buka puasa dengan makanan haram tidak akan mendapatkan jaminan selamat dari neraka.
Kedua, dibukanya pintu-pintu surga dan ditutupnya pintu-pintu neraka, serta dibelenggunya setan.

Ketiga, diterimanya doa. Pemberian ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits.

Rasulullah bersabda:

اِنَّ لِلصَّائِمِ عِنْدَ فِطْرِهِ دَعْوَةٌ مَا تُرَدُّ

Artinya: Sesungguhnya orang berpuasa memiliki doa yang tidak ditolak ketika buka puasa (HR al-Baihaqi).

Banyaknya anugerah dan karunia yang Allah berikan pada kita sebagai umat Muhammad saw. Semua itu tentunya karena kasih sayang Allah, sehingga sudah sepantasnya kita bersyukur dengan menjalankan ibadah Ramadhan dengan berkualitas.

*Khutbah Jum’at disampaikan oleh Prof Dr Ali Mustadi MPd di Masjid Abu Bakar Assegaf kampus Unissula (Jumat, 14/4/2023)