Prof Titiek Sumarawati Guru Besar Baru Kedokteran Unissula

Berita, Kampus2125 Views

Unissula mengadakan prosesi pengukuhan guru besar baru Fakultas Kedokteran  untuk Prof Dr Ir Titiek Sumarawati MKes, Selasa (26/9/2023). Acara yang digelar di lantai sepuluh Gedung Kuliah bersama tersebut dipimpin langsun g oleh Rektor Prof Dr Gunarto SH MH.

Prof Gunarto menyampaikan guru besar merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi, namun proses untuk menjadi guru besar tidaklah mudah, karena harus memenuhi persyaratan secara akademik.

”Kewajiban guru besar Unissula yang utama adalah mengimplementasikan kebaikan ilmu pengetahuannya bagi kampus, nusa dan bangsa. Guru besar juga memberi kekuatan melahirkan lulusan yang berketrampilan dan memiliki skill yang baik. Saat ini Unissula memiliki 52 guru besar,” jelasnya.

Prof Titiek Sumarawati, merupakan profesor atau guru besar dari Fakultas Kedokteran Unissula di bidang biomedik.Perempuan  kelahiran Surabaya, 22 April 1961 ini dalam pengukuhannya membacakan orasi ilmiah berjudul ‘Efek phaleria macrocarpa (tanaman mahkota dewa) terhadap atrofi apoptosis sel lendir usus dan konsentrasi phalerin pada vena portal dan sirkulasi sistemik mencit adenokarsinoma setelah pengobatan adriamycine dan cyclophosphamide.’

Dalam tulisan ilmiahnya ini, Titiek Sumarwati memaparkan, jika kanker payudara merupakan penyakit dengan kasus tertingi di Indonesia di tahun 2020, dengan angka kasus mencapai 65.858 atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker keseluruhan. Disusul kanker serviks, sebanyak 9,2 persen (36.633 kasus).

Di satu sisi, kanker payudara terdeteksi saat sudah memasuki stadium 3 atau 4, dimana biasanya posisi penyakit ini sudah mulai berat. Ada banyak pengobatan mulai dari operasi atau pembedahan, radiasi, pengobatan endokrin, imunoterapi, sampai kemoterapi sesuai dengan tingkat klinisnya yang dilakukan bagi pasien kanker payudara tersebut.

Titiek Sumarawati mengatakan, upaya untuk mengurangi efek buruk bagi pasien, bisa dilakukan dengan produk botani, seperti dengan menggunakan phaleria macrocarpa atau mahkota dewa.

Menurutnya, kombinasi ekstrak phaleria macrocarpa (mahkota dewa) dengan adriamisin (obat kemoterapi) dan obat siklofosfamid untuk pengobatan kanker mampu menginduksi apoptosis dan atrofi pada sel mukosa usus sehingga menurunkan penyerapan phalerin oleh dinding usus. Selain itu, kombinasi phaleria macrocarpa (mahkota dewa) dan ekstrak kedelai terbukti dapat menurunkan jumlah fibroblas, produksi VEGF, IL-6 dan TNF alpha.

Selain itu, Prof Titiek Sumarawati juga banyak melakukan penelitian yang telah terbit di jurnal Scopus antara lain Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Antioksidan pada Tanaman Kemangi (Ocimum Basilicum L). Judul lainnya Isolasi Senyawa Aktif dari Fraksi Tak Larut Etil Asetat Ekstrak Etanolik Daun Kemangi (Ocimum Basilicum L) Secara Bioassay Guided Isolation Method. Penelitian menarik lainnya yakni Efek Ekstrak Hexan Daun Kemangi terhadap Ekspresi Mrna Caspase 3 Sel T47d dan masih banyak penelitian lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *